Westlife - I Lay My Love on You Lyrics
Just a smile and the rain is gone
Can hardly believe it (yeah)
There's an angel standing next to me
Reaching for my heart
Just a smile and there's no way back
Can hardly believe it (yeah)
But there's an angel calling me
Reaching for my heart
I know that I'll be ok now, this time it's real
Chorus :
I lay my love on you, it's all I wanna do
Everytime I breathe I feel brand new
You open up my heart
Show me all your love, and walk right through
As I lay my love on you
I was lost in a lonely place
Could hardly even believe (yeah)
Holding on to yesterday
Far, far too long
Now I believe its ok cause this time it's real
[Chorus]
I never knew that love could feel so good
Like once in a lifetime, you change my world
I lay my love on you
You make me feel brand new
Show me all your love, and walk right through (oh yeah)
As I lay my love on you
[Chorus]
I lay my love on you
You make me feel brand new
You open up my heart
Show me all your love, and walk right through (oh yeah)
As I lay my love on you
As I lay my love on you
good blog
Jumat, 18 Februari 2011
BLUE PLANET-ALICE NINE
houkiboshi ga, yukisaki wo yubisashite egakareta WONDER PLANET
Suddenly, necessarily, I began to find yourself.
Feel me, come with us, The night sky is shinning in the blue planet.
But the space is vast, I don't look away from your eyes.
You don't need to worry!
kimi to iu taiyou ga moeru kara boku wa ikiteiru
I will not regret, No matter what might happen from now on.
I will not regret, No matter what you wish, what you hope.
In the blue planet.
doushite todokanai konna ni hashitteru no ni
nagai nagai ginga tetsudou ni notte
ama no kawa sae mo senro no michishirube ni natte kimi wo oikaketeru
Anytime, anywhere, I think about you.
aoi hoshi de kimi wo mitsuketa yo
houkiboshi ga yukisaki wo yubisashite yondekureta kara
koukai wa nai yo. nani ga okite, nani wo nakushite mo.
tatoe ashita ga nakutatte, aoi hoshi de mata meguriaou? blue planet.
aoi hoshi de
Translation
This lyric
BLUE PLANET
The comet points out the destination, the WONDER PLANET that was depicted
Suddenly, necessarily, I began to find yourself.
Feel me, come with us, The night sky is shinning in the blue planet.
But the space is vast, I don't look away from your eyes.
You don't need to worry!
Because you're the sun that burns, that's why I'm living
I will not regret, No matter what might happen from now on.
I will not regret, No matter what you wish, what you hope.
In the blue planet.
Why can't I reach it, though I'm running in this way
I board the long, lengthy Milky Way railroad
And the rivers of the sky become the signposts on the railway tracks, chasing after you
Anytime, anywhere, I think about you.
On the blue star, I found you
The comet points out the destination, because it calls for me
There's no regret. No matter what happens, no matter what is lost.
Even if there's no tomorrow, I guess we'll meet again on the blue star? blue planet.
On the blue star
Suddenly, necessarily, I began to find yourself.
Feel me, come with us, The night sky is shinning in the blue planet.
But the space is vast, I don't look away from your eyes.
You don't need to worry!
kimi to iu taiyou ga moeru kara boku wa ikiteiru
I will not regret, No matter what might happen from now on.
I will not regret, No matter what you wish, what you hope.
In the blue planet.
doushite todokanai konna ni hashitteru no ni
nagai nagai ginga tetsudou ni notte
ama no kawa sae mo senro no michishirube ni natte kimi wo oikaketeru
Anytime, anywhere, I think about you.
aoi hoshi de kimi wo mitsuketa yo
houkiboshi ga yukisaki wo yubisashite yondekureta kara
koukai wa nai yo. nani ga okite, nani wo nakushite mo.
tatoe ashita ga nakutatte, aoi hoshi de mata meguriaou? blue planet.
aoi hoshi de
Translation
This lyric
BLUE PLANET
The comet points out the destination, the WONDER PLANET that was depicted
Suddenly, necessarily, I began to find yourself.
Feel me, come with us, The night sky is shinning in the blue planet.
But the space is vast, I don't look away from your eyes.
You don't need to worry!
Because you're the sun that burns, that's why I'm living
I will not regret, No matter what might happen from now on.
I will not regret, No matter what you wish, what you hope.
In the blue planet.
Why can't I reach it, though I'm running in this way
I board the long, lengthy Milky Way railroad
And the rivers of the sky become the signposts on the railway tracks, chasing after you
Anytime, anywhere, I think about you.
On the blue star, I found you
The comet points out the destination, because it calls for me
There's no regret. No matter what happens, no matter what is lost.
Even if there's no tomorrow, I guess we'll meet again on the blue star? blue planet.
On the blue star
Pki Tidak Terlibat G.30 S 1965?
A.latar belakang
Anwar sanusi salah seorang Politburo CC PKI pada 29 september 1965 di Jambi di hadapan Kursus Revolusi mengatakan bahwa Ibu Pertiwi telah hamil tua yang akan melahirkan bayiNasakom, tinggal menunggu para peraji (dukun bayi) … untuk melahirkan “bayai Nasakom”. Akan tetepi sang bidan atau peraji terlebih dahulu harus mengusir setan-setan.
Ternyata sehari kemudian, yaitu pada tanggal 30 september 1965 para peraji (Tim Operasi) telah siap dengan peralatannya untuk mengusir setan-setan yang akan menganggu kelancaran kelahiran bayi revolusi tersebut.
Sesaat sebelum G.30 S./ 1965 pecah , peryataan itu menimbulkan bebagai tanda tanya. Sebaliknya bagai aktivis organisqasi, apalagi yang pernah berhadapan dengan PKI tatkala G.30 S./1965 meletus, setiap orang yang cermat memperhatikan situasi dan kondisi politik pada akhir 1965 dengan mudah “menangkap” makna sindiran Anwar Sanuasi di atas. Mereka memastikan bahwa itu adalah pekerjaan PKI.
Sesuai dengan kedudukan Anwar Sanusi sebagai elite PKI adalah situasi politik di Tanah Air yang telah siap dan matang bagi pecahnya suatu revolusi yang akan melahirkan suatu tatanan baru sebagai anaknya. Operasi Caesar yang akan dilancarkan oleh pimpinan PKI adalah membedah kondisi untuk membuka wacana bagi lahirnya bayi revolusi yag tidak diragukan lagi adalah Dewan Revolusi Indonesia.
Dewan Revolusi Indonesia sebagai jabang bayi-nya di RRI Jakarta pukul 14.00 tanggal 1 oktober 1965. adapun yang dianggap sebagai setan-setan penganggu kelahiran tersebut rujukannya dapat ditemukan dalam karya D.N. Aidit berjudul kaum tani menggayang Setan –setan Desa.dalam analisis Aidit, setan-setan yang menjadi lawan PKI da tujuh (7 setan desa), salah satunya adalah pimpinan TNI AD yang diberi julukan Kabir (Kapitalis Birokrat).
Analisis PKI terhadap persoalan revolusi yang diluncurkan dan pernyataan-pernyataan politiknya yang kontroversial tidak lain merupakan sinyal-sinyal, isyarat atau firasat akan dicetuskannya G.30 S/1965. gerakan itu diibaratkan sebagai oprerasi untuk membedah Caesar bayi
Revolusi yaitu ; dewan revolusi Indonesia dalam sejarah Indonesia dewan revolusi Indonesia memang telah lahir.orangtua laki-laki yang secara sepihak menghamili ibu pertiwi janin dewan revolusi itu tidak lain adalah D.N Aidit.
Adapun perawat-perawatnya ialah para anggota polit biro khusus dan pembedahan dipimpin oleh dukun politik sjam kamaruzzaman,komandannya letkol untung . akte kelahirannya berupa dekrit nomor 1 tentang dewan revolusi Indonesia diumumkan ke seluruh nusantara pada pukul 14.00 tanggal 1 oktober 1965 menurut pengakuan D.N Aidiyt sebenarnya iatelah merencanakan sebuah plan yang akan dilancarkan pada tanggal 12 mei 1965 akan tetapi pimpinan tertinggi pki lainnya seperti nyono ,skiman dan nyoto menentang plan itu alasannya karena persiapan nya belum selesai oleh karena itu.apabila dilaksanakan tentu akan gagal.
Gerakan 30 September sebagai Persoalan Internal Angkatan Darat
Setelah era reformasi 1998, masyarakat Indonesia mengenal beberapa versi tentang dalang percobaan kudeta pada 1965. Pada masa Orde Baru, di sekolah hanya dikenal dan diajarkan versi tunggal bahwa PKI dalang peristiwa tersebut. Ini merupakan versi yang paling tua karena pembantu Soeharto seperti Yoga Sugama sejak 1 Oktober sudah menduga PKI di balik kudeta tersebut. Keyakinan itu sudah ada lebih dahulu walaupun upaya pembuktian baru dilakukan belakangan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa.
Versi berikutnya disampaikan Ben Anderson dan Ruth McVey bahwa intrik tersebut merupakan persoalan intern Angkatan Darat. Formula ini dikenal sebagai Cornel Paper. Ben Anderson kemudian melangkah lebih jauh. Dalam tulisannya kemudian, dia menguraikan keterlibatan Kodam Diponegoro atau ini merupakan masalah intern Komando Daerah Militer Jawa Tengah. Dikatakan, perwira dari daerah itu yang paling banyak terlibat dalam Gerakan 30 September (Untung, Latief) juga sebaliknya yang melakukan penumpasan selanjutnya (Yoga Sugama, Ali Murtopo). Dalam wawancara sangat panjang dengan Sersan Mayor Bungkus (salah satu pelaku penculikan jenderal pahlawan revolusi) yang dimuat pada jurnal Indonesia terbitan Universitas Cornell, Anderson menjelaskan tentang jaringan orang-orang asal Madura yang bergerak di lapangan.
Versi ketiga, keterlibatan CIA semakin kuat dengan dibukanya arsip-arsip Departemen Luar Negeri AS setiap tahun. Disebutkan bahwa pihak AS menyumbang Rp 50 juta kepada KAP (Komite Aksi Pengganyangan) Gestapu. Terdapat keterangan rinci tentang bantuan alat-alat telekomunikasi, tetapi 13 baris kalimat dihapus (not declassified). Apakah itu semacam walky-talky, kenapa harganya sampai 3 juta dolar AS? Daftar nama pengurus PKI di seluruh Indonesia yang diberikan AS kepada AD. Telegram Kedubes AS di Jakarta kepada Department of State, 4 November 1965 berbunyi "In Central Java army (RPKAD) is training Moslem youth and supplying them with weapons and will keep them out in front against PKI. Army will try to avoid as much as it can safely do so direct confrontation with PKI."
AS yang ketika itu menghadapi Perang Vietnam tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan komunis. Menurut David T. Johnson (1976), terdapat enam skenario yang dapat dijalankan Amerika Serikat menghadapi situasi yang memanas di Indonesia: 1) Membiarkan saja, 2) Membujuk Soekarno mengubah kebijakan, 3) Menyingkirkan Soekarno, 4) Mendorong Angkatan Darat mengambil alih kekuasaan, 5) Merusak kekuatan PKI, 6) Merekayasa kehancuran PKI dan sekaligus kejatuhan Soekarno. Ternyata skenario terakhir yang dianggap paling menguntungkan dan tepat untuk dilaksanakan.
Keterlibatan Presiden Soekarno merupakan tesis dari Antonie Dake dan John Hughes. Dake mengulang lagu lama dengan menerbitkan Sukarno File tahun 2005 dalam bahasa Indonesia dan dengan didukung sebuah penerbit Indonesia. Ini dapat dianggap sebagai versi keempat.
Versi berikutnya tentang keterlibatan Soeharto dapat dilihat pada analisis tentang "kudeta merangkak" yang disampaikan oleh Wertheim dan Saskia Wieringa. Analisis yang bersifat post factum menyebutkan bahwa kudeta terdiri atas dua, tiga, empat periode, dan seterusnya.
Subandrio melihat kudeta merangkak itu terdiri atas empat tahap. Tahap pertama, penyingkiran para jenderal pesaing Soeharto pada 1 Oktober 1965. Tahap kedua, memperoleh Supersemar yang kemudian dijadikan dasar pembubaran PKI yang merupakan partai--dengan klaim 3 juta anggota--yang mendukung Bung Karno pada 12 Maret 1966. Tahap ketiga, penangkapan 15 orang menteri yang loyal terhadap Bung Karno pada 18 Maret 1966. Tahap keempat, mengambil alih kekuasaan dari Soekarno (tahun 1967 sebagai pejabat presiden dan tahun 1968 sebagai presiden).
Sejalan dengan teori "kudeta merangkak Soeharto" itu, uraian Prof Dr Suwoto Mulyosudarmo (alm) dapat dikategorikan sebagai "kudeta merangkak MPRS". Jadi, perebutan kekuasaan dari Soekarno dilakukan melalui serangkaian TAP MPRS yang justru tidak konstitusional. Misalnya, jabatan "Pejabat Presiden" yang diberikan kepada Soeharto pada 1967 yang sebetulnya tidak ada dalam UUD 1945. Suwoto menulis buku Peralihan Kekuasaan: Kajian Teoritis dan Yuridis terhadap Pidato Nawaksara (Gramedia Pustaka Utama, 1997) yang berasal dari disertasinya pada Universitas Airlangga Surabaya, 1990.
Pelengkap Nawaksara
Tanggal 22 Juni 1966, Presiden Soekarno menyampaikan pidato Nawaksara di depan MPRS. Dia menguraikan tentang sembilan pokok persoalan yang dihadapi negara. Namun, Soekarno masih disuruh oleh MPRS untuk melengkapi pidato tersebut. Dalam Pelengkap Nawaksara yang disampaikan 10 Januari 1967, dia menguraikan bahwa peristiwa itu merupakan pertemuan dari tiga sebab, yakni keblingernya pimpinan PKI, kelihaian subversi Nekolim, dan adanya oknum-oknum yang tidak benar.
Buku yang terbaru dari John Roosa The Pretext of Mass Murder menjelaskan keblingeran tersebut, yakni ikut merencanakan penculikan terhadap tokoh yang dianggap mereka sebagai Dewan Jenderal. Keblingeran kedua adalah masih terus mengeluarkan statemen kedua dan ketiga tanggal 1 Oktober 1965, padahal Presiden Soekarno sudah memerintahkan menghentikan gerakan tersebut melalui Brigjen Soepardjo.
Yang dimaksud dengan Nekolim oleh Soekarno tentulah pihak AS. Dalam konteks ini, jelas termasuk pula Inggris (dan Australia). Namun, peran Uni Soviet (dan Pakta Warsawa) serta RRC dan Jepang tak boleh diabaikan pula. Negara-negara asing itu memiliki kepentingan sangat besar terhadap siapa yang berkuasa di Indonesia.
Mengenai "oknum yang tidak benar" konon merupakan rumusan yang dihaluskan karena dalam pembicaraan dengan beberapa tokoh ketika menyusun pidato, Soekarno menggunakan istilah "Jenderal yang tidak benar". Apakah yang dimaksudkan adalah Soeharto?
Dibandingkan dengan versi-versi lain, analisis Bung Karno lebih lengkap, menyangkut faktor luar negeri dan dalam negeri. Peristiwa Gerakan 30 September yang begitu kompleks tentu tidak mungkin digerakkan oleh satu orang atau satu pihak saja. Rumusan Soekarno itu juga mencakup sekaligus beberapa versi, bahkan dapat dikatakan bahwa seluruh versi itu telah termasuk dalam pelengkap pidato Nawaksara.
Sebagai seorang presiden yang tentu menerima informasi dari banyak pihak dan juga berada di pusat kekuasaan, wajar kalau Soekarno dapat memberikan teori tentang Gerakan 30 September yang lebih canggih daripada teori lain.
Menurut analisis dari versi ini, Gerakan 30 September PKI/1965, merupakan persoalan internal Angkatan Darat yang didalangi oleh sebuah klik. Itu telah mempersiapkan secara teliti, dengan cara menyusupi PKI. Versi ini antara lain ditulis oleh Ben Anderson, terkena; dengan sebutan “comell paper” berjudul, A Prelimenary Analysis of the October 1 , 1965; coup in Indonesia, terbit di ithace, 1971; W.F Wertheim, Whose Plot? New Light on the 1965 Events; Coen Hotsapel, The 30 September Movement, Amsterdam 1993 ; Wimanjaya K. Litohoe, Primadosa.Teori ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tanpa sjam dan gerakannya yang tertutup untuk membina hubungan dengan para perwira tentara, tidaklah mungkin Aidit pribadi dan PKI sebagai organisasi mampu menyusun rekayasa politik dan militer untuk melancarkan G 30 S/1965. tuduhan ini didasarkan adanya kenyataan kecurigaan dan permusuhan antara TNI dan PKI amat keras. Tuduhan ini terpatahkan dengan adanya kenyataan bahwa kelompok Angkatan Darat, meskipun sempat mengalami perpecahan dengan adanya pemberontamkan PRRI. Permesta, namun kelompoknya tetap kokoh. Bahkan para perwira bentrok karena mendukung PRRI/ Permesta, rata-rata bersikap anti komunis.
Seandainya yang dijadikan dasar bahwa para perwira AD adalah antek CIA, justru mereka yang menghancurkan PRRI/Permesta yang nyata-nyata didukung oleh AS-CIA. Demikian pula apabila kata our army local friend dalam Dokumen Gilchrist dipercaya sebagai dokumen yang benar, persoalannya bagaimana pengakuan dari pihak Cekoslawakia yang menyatakan bahwa dokumen tersebut palsu karena mereka yang membuat.
Apabila yang menjadi landasan
Versi berikutnya disampaikan Ben Anderson dan Ruth McVey bahwa intrik tersebut merupakan persoalan intern Angkatan Darat. Formula ini dikenal sebagai Cornel Paper. Ben Anderson kemudian melangkah lebih jauh. Dalam tulisannya kemudian, dia menguraikan keterlibatan Kodam Diponegoro atau ini merupakan masalah intern Komando Daerah Militer Jawa Tengah. Dikatakan, perwira dari daerah itu yang paling banyak terlibat dalam Gerakan 30 September (Untung, Latief) juga sebaliknya yang melakukan penumpasan selanjutnya (Yoga Sugama, Ali Murtopo). Dalam wawancara sangat panjang dengan Sersan Mayor Bungkus (salah satu pelaku penculikan jenderal pahlawan revolusi) yang dimuat pada jurnal Indonesia terbitan Universitas Cornell, Anderson menjelaskan tentang jaringan orang-orang asal Madura yang bergerak di lapangan.
Versi ketiga, keterlibatan CIA semakin kuat dengan dibukanya arsip-arsip Departemen Luar Negeri AS setiap tahun. Disebutkan bahwa pihak AS menyumbang Rp 50 juta kepada KAP (Komite Aksi Pengganyangan) Gestapu. Terdapat keterangan rinci tentang bantuan alat-alat telekomunikasi, tetapi 13 baris kalimat dihapus (not declassified). Apakah itu semacam walky-talky, kenapa harganya sampai 3 juta dolar AS? Daftar nama pengurus PKI di seluruh Indonesia yang diberikan AS kepada AD. Telegram Kedubes AS di Jakarta kepada Department of State, 4 November 1965 berbunyi "In Central Java army (RPKAD) is training Moslem youth and supplying them with weapons and will keep them out in front against PKI. Army will try to avoid as much as it can safely do so direct confrontation with PKI."
AS yang ketika itu menghadapi Perang Vietnam tidak ingin Indonesia jatuh ke tangan komunis. Menurut David T. Johnson (1976), terdapat enam skenario yang dapat dijalankan Amerika Serikat menghadapi situasi yang memanas di Indonesia: 1) Membiarkan saja, 2) Membujuk Soekarno mengubah kebijakan, 3) Menyingkirkan Soekarno, 4) Mendorong Angkatan Darat mengambil alih kekuasaan, 5) Merusak kekuatan PKI, 6) Merekayasa kehancuran PKI dan sekaligus kejatuhan Soekarno. Ternyata skenario terakhir yang dianggap paling menguntungkan dan tepat untuk dilaksanakan.
Keterlibatan Presiden Soekarno merupakan tesis dari Antonie Dake dan John Hughes. Dake mengulang lagu lama dengan menerbitkan Sukarno File tahun 2005 dalam bahasa Indonesia dan dengan didukung sebuah penerbit Indonesia. Ini dapat dianggap sebagai versi keempat.
Versi berikutnya tentang keterlibatan Soeharto dapat dilihat pada analisis tentang "kudeta merangkak" yang disampaikan oleh Wertheim dan Saskia Wieringa. Analisis yang bersifat post factum menyebutkan bahwa kudeta terdiri atas dua, tiga, empat periode, dan seterusnya.
Subandrio melihat kudeta merangkak itu terdiri atas empat tahap. Tahap pertama, penyingkiran para jenderal pesaing Soeharto pada 1 Oktober 1965. Tahap kedua, memperoleh Supersemar yang kemudian dijadikan dasar pembubaran PKI yang merupakan partai--dengan klaim 3 juta anggota--yang mendukung Bung Karno pada 12 Maret 1966. Tahap ketiga, penangkapan 15 orang menteri yang loyal terhadap Bung Karno pada 18 Maret 1966. Tahap keempat, mengambil alih kekuasaan dari Soekarno (tahun 1967 sebagai pejabat presiden dan tahun 1968 sebagai presiden).
Sejalan dengan teori "kudeta merangkak Soeharto" itu, uraian Prof Dr Suwoto Mulyosudarmo (alm) dapat dikategorikan sebagai "kudeta merangkak MPRS". Jadi, perebutan kekuasaan dari Soekarno dilakukan melalui serangkaian TAP MPRS yang justru tidak konstitusional. Misalnya, jabatan "Pejabat Presiden" yang diberikan kepada Soeharto pada 1967 yang sebetulnya tidak ada dalam UUD 1945. Suwoto menulis buku Peralihan Kekuasaan: Kajian Teoritis dan Yuridis terhadap Pidato Nawaksara (Gramedia Pustaka Utama, 1997) yang berasal dari disertasinya pada Universitas Airlangga Surabaya, 1990.
Pelengkap Nawaksara
Tanggal 22 Juni 1966, Presiden Soekarno menyampaikan pidato Nawaksara di depan MPRS. Dia menguraikan tentang sembilan pokok persoalan yang dihadapi negara. Namun, Soekarno masih disuruh oleh MPRS untuk melengkapi pidato tersebut. Dalam Pelengkap Nawaksara yang disampaikan 10 Januari 1967, dia menguraikan bahwa peristiwa itu merupakan pertemuan dari tiga sebab, yakni keblingernya pimpinan PKI, kelihaian subversi Nekolim, dan adanya oknum-oknum yang tidak benar.
Buku yang terbaru dari John Roosa The Pretext of Mass Murder menjelaskan keblingeran tersebut, yakni ikut merencanakan penculikan terhadap tokoh yang dianggap mereka sebagai Dewan Jenderal. Keblingeran kedua adalah masih terus mengeluarkan statemen kedua dan ketiga tanggal 1 Oktober 1965, padahal Presiden Soekarno sudah memerintahkan menghentikan gerakan tersebut melalui Brigjen Soepardjo.
Yang dimaksud dengan Nekolim oleh Soekarno tentulah pihak AS. Dalam konteks ini, jelas termasuk pula Inggris (dan Australia). Namun, peran Uni Soviet (dan Pakta Warsawa) serta RRC dan Jepang tak boleh diabaikan pula. Negara-negara asing itu memiliki kepentingan sangat besar terhadap siapa yang berkuasa di Indonesia.
Mengenai "oknum yang tidak benar" konon merupakan rumusan yang dihaluskan karena dalam pembicaraan dengan beberapa tokoh ketika menyusun pidato, Soekarno menggunakan istilah "Jenderal yang tidak benar". Apakah yang dimaksudkan adalah Soeharto?
Dibandingkan dengan versi-versi lain, analisis Bung Karno lebih lengkap, menyangkut faktor luar negeri dan dalam negeri. Peristiwa Gerakan 30 September yang begitu kompleks tentu tidak mungkin digerakkan oleh satu orang atau satu pihak saja. Rumusan Soekarno itu juga mencakup sekaligus beberapa versi, bahkan dapat dikatakan bahwa seluruh versi itu telah termasuk dalam pelengkap pidato Nawaksara.
Sebagai seorang presiden yang tentu menerima informasi dari banyak pihak dan juga berada di pusat kekuasaan, wajar kalau Soekarno dapat memberikan teori tentang Gerakan 30 September yang lebih canggih daripada teori lain.
Menurut analisis dari versi ini, Gerakan 30 September PKI/1965, merupakan persoalan internal Angkatan Darat yang didalangi oleh sebuah klik. Itu telah mempersiapkan secara teliti, dengan cara menyusupi PKI. Versi ini antara lain ditulis oleh Ben Anderson, terkena; dengan sebutan “comell paper” berjudul, A Prelimenary Analysis of the October 1 , 1965; coup in Indonesia, terbit di ithace, 1971; W.F Wertheim, Whose Plot? New Light on the 1965 Events; Coen Hotsapel, The 30 September Movement, Amsterdam 1993 ; Wimanjaya K. Litohoe, Primadosa.Teori ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tanpa sjam dan gerakannya yang tertutup untuk membina hubungan dengan para perwira tentara, tidaklah mungkin Aidit pribadi dan PKI sebagai organisasi mampu menyusun rekayasa politik dan militer untuk melancarkan G 30 S/1965. tuduhan ini didasarkan adanya kenyataan kecurigaan dan permusuhan antara TNI dan PKI amat keras. Tuduhan ini terpatahkan dengan adanya kenyataan bahwa kelompok Angkatan Darat, meskipun sempat mengalami perpecahan dengan adanya pemberontamkan PRRI. Permesta, namun kelompoknya tetap kokoh. Bahkan para perwira bentrok karena mendukung PRRI/ Permesta, rata-rata bersikap anti komunis.
Seandainya yang dijadikan dasar bahwa para perwira AD adalah antek CIA, justru mereka yang menghancurkan PRRI/Permesta yang nyata-nyata didukung oleh AS-CIA. Demikian pula apabila kata our army local friend dalam Dokumen Gilchrist dipercaya sebagai dokumen yang benar, persoalannya bagaimana pengakuan dari pihak Cekoslawakia yang menyatakan bahwa dokumen tersebut palsu karena mereka yang membuat.
Apabila yang menjadi landasan
SEJARAH HAK ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.
Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di Indonesia, terlebih dahulu kita membahas sekelumit sejarah perkembangan dan perumusan hak asasi manusia di Dunia. Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara lain dapat ditelusuri sebagai berikut.
1. Hak Asasi Manusia di Yunani
Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM) meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak – hak asasi manusia. Konsepsinya menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang zalim dan tidak mengakui nilai – nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warga negaranya.
2. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut :
+ MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh Raja John Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
Ø Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris.
Ø Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak sebagi berikut :
> Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.
> Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
> Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
> Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
+ PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
Ø Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
Ø Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
Ø Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
+ HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
Ø Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
Ø Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
+ BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
Ø Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
Ø Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
Ø Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
Ø Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing .
Ø Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak – hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebhagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat kebebasan” yang diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
+ Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression).
+ Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom of religion).
+ Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
+ Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia. Kebebasan – kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan mendasar.
4. Hak Asasi Manusia di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir – pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :
1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2) Manusia mempunyai hak yang sama.
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta pekerjaan umum.
5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8)Adanya kemerdekaan surat kabar.
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13) Adanya kemerdekaan hak milik.
14) Adanya kemedekaan lalu lintas.
15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
5. Hak Asasi Manusia oleh PBB
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.
Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap orang mempunyai Hak :
- Hidup
- Kemerdekaan dan keamanan badan
- Diakui kepribadiannya
- Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk mendapat jaminan hokum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah
- Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
- Mendapatkan asylum
- Mendapatkan suatu kebangsaan
- Mendapatkan hak milik atas benda
- Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
- Bebas memeluk agama
- Mengeluarkan pendapat
- Berapat dan berkumpul
- Mendapat jaminan sosial
- Mendapatkan pekerjaan
- Berdagang
- Mendapatkan pendidikan
- Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat
- Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia itu sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral berkewajiban menerapkannya.
6. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:
ü Undang – Undang Dasar 1945
ü Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
ü Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
Ø Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
Ø Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
Ø Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
Ø Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality).
Ø Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
Ø Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.
"My Love"
An empty street, an empty house
A hole inside my heart
I'm all alone, the rooms are getting smaller.
I wonder how, I wonder why, I wonder where they are
The days we had, the songs we sang together.(oh yeah)
And all my love, I'm holding on forever
Reaching for the love that seems so far
[Chorus:]
So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue, to see you once again... my love.
All the seas from coast to coast
To find the place I Love The Most
Where the fields are green, to see you once again... my love.
I try to read, I go to work
I'm laughing with my friends
But I can't stop to keep myself from thinking. (oh no)
I wonder how, I wonder why, I wonder where they are
The days we had, the songs we sang together.(oh yeah)
And all my love, I'm holding on forever
Reaching for the love that seems so far
So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue, to see you once again... my love.
All the seas from coast to coast
To find the place I Love The Most
Where the fields are green, to see you once again...
To hold you in my arms
To promise you my love
To tell you from the heart
You're all I'm thinking of
Reaching for the love that seems so far
So I say a little prayer
And hope my dreams will take its there
Where the skies are blue, to see you once again... my love.
All the seas from coast to coast
To find the place I Love The Most
Where the fields are green, to see you once again... my love.
Say it in a prayer (my sweet love)
Dreams will take it there
Where the skies are blue (woah yeah), to see you once again my love. (oh my love)
All the seas from coast to coast
To find the place I Love The Most
Where the fields are green, to see you once again.... My Love.
Langganan:
Postingan (Atom)